Jembatan adalah suatu bangunan konstruksi diatas
sungai yang digunakan sebagai prasarana lalulintas darat.
Kriteria Sistem
Lingkup jembatan dalam proyek ini adalah jem,batan
yang melengkapi sisitem lalulintas ekonomi dan transportasi masyarakat desa,
yaitu :
§ Jembatan pada jalan desa yang
menghubungkan desa dengan desa lain atau kota sebagai prasarana perhubungan
ekonomi dan komunikasi desa;
§ Jembatan pada jalan desa yang
menghubungkan perkampungan dengan pusat pemerintahan desa atau pusat kegiatan
ekonomi/pasar desa.
§ Jembatan pada jalan desa yang
menghubungkan perkampungan dengan pusat kegiatan produksi, seperti : pertanian,
perkebunan, dll.
Teknologi dan Jenis Konstruksi
Perencanaan teknis
dilaksanakan oleh Konsultan Pendamping, dibantu Kepala Pelaksana (mandor) dan
alternative desain sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Pelaksanaan dan pemeliharaan
dilakukan oleh masyarakat desa itu sendiri dengan bahan bangunan diutamakan
dari bahan yang ada/mudah diperoleh di daerah tersebut.
Jenis Konstruksi
Kriteria jenis konstruksi yang
disarankan dalam proyek ini adalah :
§ Jembatan untuk
lalulintas orang dan kendaraan roda dua dengan konstruksi dari bambu atau kayu.
§ Jembatan untuk lalulintas kendaraan
beroda empat dengan beban ringan 3,5 ton, yaitu jembatan kayu dan jembatan kayu
dengan gelagar besi.
ALTERNATIF PILIHAN KONSTRUKSI JEMBATAN
Jenis Konstruksi
|
Fungsi Pemakaian
|
Ukuran Konstruksi
|
Jembatan Bambu
|
Pejalan kaki & roda dua
|
Lebar maks. = 2,0 meter
Panjang maks = 10,0 meter
|
Jembatan Gantung
|
Pejalan kaki & roda dua
|
Lebar maks. = 1,5 meter
Panjang maks = 60,0 meter
|
Jembatan Kayu
|
Kendaraan roda empat beban
ringan
|
Lebar maks. = 3,5 meter
Panjang maks = 6,0 meter
|
Jembatan Kayu dengan Gelagar
Besi
|
Kendaraan roda empat beban
ringan
|
Lebar maks. = 4,5 meter
Panjang maks = 15,0 meter
|
Catatan : Gunakan bentang
dengan kelipatan 3 meter untuk jembatan gelagar kayu, dan 5 meter bila
menggunakan gelagar profil baja.
Jembatan konstruksi beton
dengan gelagar beton dan lantai plat beton dapat digunakan bila keadaan
mengijinkan.
Gambar Perencanaan
Gambar dibuat di kertas A3 yang terdiri dari
:
- Gambar
Tata Letak
- Gambar
denah dan potongan
- Gambar
detail konstruksi
Gambar dapat dilakukan dengan
sket dengan syarat dapat dibaca dan dimengerti mandor, dengan ukuran dalam cm.
Perhitungan Volume Pekerjaan
Dibuat dengan berdasar gambar yang sudah selesai
dan disetujui dalan MAD berupa Daftar Kebutuhan Bahan, pada blangko yang telah
tersedia.
Perhitungan Kebutuhan Hari
Orang Kerja (HOK)
Pelaksanaan pembangunan dilakukan oleh masyarakat
setempat dengan menitikberatkan pada masyarakat miskin, dan perlu kesepatakan
penggunaan tenaga kerja dan kebutuhan HOK untuk menyelesaikannya. Kebutuhan
tenaga terampil minimal 2 orang tukang kayu.
Perhitungan Rencana Anggaran Biaya
RAB (Rencana Anggaran Biaya) dibuat berdasar hasil
perhitungan volume pekerjaan dan kebutuhan Hari Orang Kerja serta hasil suvei
harga bahan.
Rencana anggaran biaya ini harus disetujui oleh
Ketua Umum LKMD, Konsultan Pendamping, dan Pimpro yang harus bisa dimengerti
oleh pelaksana lapangan (mandor)
JEMBATAN BAMBU
Perencanaan Teknis
a. Survei Lokasi
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalan survey lokasi :
- kondisi
situasi penampang sungai yang dilewati jalan atau rencana jalan.
- Rencana
posisi jembatan
- Pengukuran
lebar sungai untuk mengetahui rencana bentang jembatan
- Data
tinggi air maksimum / tinggi air banjir yang pernah terjadi yang didapat dari
penduduk setempat dan di control dengan data yang ada di Dinas Pengairan
setempat.
- Survei
harga material yang tersedia dan material yang harus dibeli dari luar desa.
b. Kriteria
Desain
Alternatif pemilihan desain
konstruksi, setelah diperoleh bentang yang dibutuhkan :
- Jembatan
bambo tipe Dua Perletakan, untuk batang maksimum 5,0 meter
- Jembatan
bambo tipe Sokongan, untuk bentang maksimum 10,0 meter
Tinggi jagaan (clearance) minimum 1,0 meter dari
tinggi muka air banjir. Pengikat struktur bamboo digunakan tali ijuk dengan
diameter minimum 8 mm
Teknis Pelaksanaan
Tahap pelaksanaan pembangunan, yaitu sebagai
berikut :
a. Pembersihan
lokasi
b. Persiapan
material
c. Pekerjaan
konstruksi jembatan
d. Pembersihan
dan pemulihan lokasi
a. Pembersihan
Lokasi
Pembersihan dilakukan dengan cangkul, sabit, dsb
pada lokasi yang akan digunakan untuk jembatan dan telah ditentukan sebelumnya
agar bersih dari pohon-pohonan, akar-akaran, dan tonggak-tonggak.
Amankan lahan yang akan
digunakan dengan pagar agar tidak terganggu oleh orang dan binatang.
b. Persiapan
Material
Bambu yang digunakan untuk konstruksi jembatan
harus cukup tua dengan kualitas baik, lurus dan panjang, diantaranya
jenis bambu gombong, bambu tali, dan bambu betung,. Bambu ini memiliki
kekuatan, keuletan, dan keawetan yang baik, atau jenis lain dengan persyaratan
antara lain :
- Bambu
harus berumur tua, berwarna kuning jernih, hitam atau hijau tua, berbintik
putih pada pangkalnya, berserat padat dengan permukaan mengkilat, buku-bukunya
tidak boleh pecah.
- Pelupuh
dan barang anyaman bambu seperti dan lain-lain harus terbuat dari bambu yang
terndam dengan baik, tahan lama dan terbuat dari jenis bambu dengan garis tengah
minimum 4 cm dan harus terbuat dari kulit bambu.
- Bambu
untuk tiang atau cerucuk stabilitas tanah, harus dari jenis yang tahan lama
dengan garis tengah minimum 8 cm.
c. Pemasangan
Konstruksi Jembatan.
1) Pemasangan
Kepala Jembatan
Pemasangan kepala jembatan ditandai dengan patok
yang dipasang dengan tinggi yang menggambarkan tinggi jembatan yang akan
dibangun.
- Ratakan
tanah disekitar perletakan untuk kepala jembatan
- Letakkan
dua batang bambu ke arah melintang dengan panjang sesuai lebar jembatan dengan
diameter bambu ± 10 -14 cm dan diperkuat dengan 3 buah pasak bambu pada setiap
batang bambu tersebut.
- Pancangkan
dikedua sisi bamboo perletakan masing-masing 5 batang dengan panjang ± 1,50
meter dan jarak bersih antara batang 30 cm.
- Pemancangan
dengan palu tangan, berat 8-10 kg, bila tanah asli cukup keras, pemancangan
dihentikan saat bambu susah masuk.
2) Pemasangan
Gelagar Memanjang
Bambu dipasang arah memanjang
dengan bantuan perancah selebar 1,5 meter. Pengikatan dilakukan dengan
menggunakan tali ijuk atau kawat dengan jarak antar ikatan 2 meter. Perkuatan
tambahan untuk ikatan gelagar memanjang dengan mengikat dengan besi beton
diameter maksimal 6 mm.
3) Membuat Tiang
Sokongan
Tiang sokongan terdiri dari
dua batang bambu yang diikat satu sama lain dengan ijuk atau kawat.
- Pancangkan
tiang sokongan pada kedua tebing sungai dengan kedalaman 2,5 meter.
- Hubungkan
bagian atas kedua sokongan pada masing-masing sisi tebing dengan tali
ijuk/kawat.
- Pasang
batang mendatar (panjang 3 meter / sesuaikan dengan lebar jembatan + 30 cm)
pada puncak sokongan dengan tali ijuk/kawat.
4) Pemasangan
Batang Tegak
- Batang
tegak terdiri dari dua batang bambu yang terpisah.
- Kedua
batang tegak dilubangi ± 8 cm pada bagian sebelah atas batang mendatar, kedalam
lubang tersebut dimasukkan pasak batang bambu ukuran 8 cm, antara batang tegak
diperkuat dengan ikatan silang dari ijuk/kawat. Batang tegak diperkuat dengan
ikatan silang dari ijuk.
Catatan : Satu lubang untuk pasak dibuat tepat di
bawah buku bambu.
- Hubungan
seperti diatas dilakukan juga pada batang yang dipasang di bawah lantai
jembatan dengan lubang pasak diletakkan di atas buku bambu.
5) Pemasangan
Lantai
Pasang anyaman bambu dilantai jembatan dengan cara
mengikatnya pada besi pengikat gelagar memanjang.
6) Pemasangan
Tiang Sandaran
Pasang tiang sandaran setinggi
satu meter dari lantai jembatan dengan cara mengikatkan pada batang tegak
dengan menggunakan tali ijuk, dengan jarak tiang 1 meter.
Hubungkan bambu dari tiang
pada bagian atas dan diikat satu sama lain.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar