Jumat, 11 Januari 2013

118. tentang kau


Hujan ini menuntunku mengingatmu
Membasahi hatiku dan merindumu
Seakan mempertegas sebuah hal
Tentang kau…..
Ini bukan sebuah ketidakadilan
Tentang yang padanya kutitipkan rindu
Tapi (tak pernah) menitipkan rindunya di hatiku
Bukankah merindukan terkadang lebih dari sekedar menanti?
Bukankah mencintai (diam-diam) lebih indah melebihi penantian?
Mari bicara tentang kenyataan
Apa yang dipikir kadang tak pernah ”terpikirkan”
Yang terulur belum tentu bersambut
Mungkin kecewa….
Tapi buat apa?
Sementara hamparan sudah terbentang jelas sebelum dilalui
Sesuatu yang tersimpan itu biarlah tetap disana
karena aku sudah berjanji untuk menjaganya
Kau boleh tunggu sampai aku bosan memagari
Dan aku menanti saat kau jenuh menunggu bosanku
Siapa yang mampu bertahan?
Kau, aku atau kita?
Atau bahkan bersama-sama akan jatuh perlahan?
Tidak akan….
Aku boleh tersungkur di tanah
Tapi tidak denganmu…
Jangan pernah…
Aku boleh tersungkur atau bahkan tak bangun lagi
Tapi yang di hati tetap ku jagai
Tak kan ada orang lain yang bisa mengambilnya
Bahkan kau sendiri…..
Tetaplah berdiri tegak dan jangan pernah tertunduk
Bahkan pada saat kau merasa tak kuat lagi
Ingatlah bulan yang kita pandangi
Karena cahayanya mampu menghangatkan kedinginan
Dan indahnya sedetik itu
Akan mampu membuatmu lebih perkasa
Bahkan pada saat kau merasa sudah tak punya tenaga lagi.
Ingatlah saat itu suatu hari nanti
Sekali saja….
Biarkan aku yang mengenangnya setiap hari
Setiap detik….
Bahagiaku sudah cukup
Walau hanya melihatmu di layar komputerku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar