Jumat, 11 Januari 2013

44. Marah


Oh, siaplah menerima sumpah serapahku.
Oh, bersiaplah menerima muntah mantihku
Aku sudah berlari seperti halilintar.
Sudah kutabrak semua aspal dan trotoar.
Kini saatnya untuk mengumpat
Sudah... sudah...
Habisi saja hidup ini
Ambil peluru emas
Kokang pestolmu
Pilih kepala atau jantungku
Lalu...
Kau akan mengingatku selamanya

Tabraklah gelombang... hancurkan dadamu
Ini bukan saatnya untuk membelai luka
Kini saatnya membelah luka.
Belah! Belahlah luka!
Gegas, sebentar lagi senja,
Atau kau hanya akan melihat bayangan darah
Terkapar! Terkaparlah kau!

Anjing datang menjilati lukaku
Najis masuk merayapi pembuluku
Kubuka mata dan dengusnya di hidungku
Kuhirup napas nistanya,
Kubiarkan memenuhi jantungku
Lalu kau mau bilang apa?
Aku orang suci yang tak bercela?

Pengecut!
Buka dadamu
Tepuk ia sampai merah
Kau lelaki, bukan rembulan

Kubur aku tanpa nisan
tanpa gundukan
Jangan tabur bunga
kerikil saja
Setelah itu pergilah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar