KOMUNIKASI ORGANISASI
Komunikasi
organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam
kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005).
Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri
dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. lsinya berupa cara kerja di
dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan
dalam organisasi.
Organisasi
sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya
manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang (Robert Bonnington,
1973). Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
sebagai berikut:
- Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
- Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu:
1.
Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran
manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua
informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya
perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya.
2.
Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya
berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan
tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3.
Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus
dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan
organisasi.
4.
Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar
pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan
darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk
berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
- Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
- Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu:
Enam gaya
komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
The Controlling Style
controlling
style communication ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk
membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain.
Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator
satu arah atau one-way communications.
Pihak – pihak
yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian
kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka
tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka
tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika
umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka.
Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif
orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk
memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
Pesan-pesan yag
berasal dari komunikator satu arah ini, tidak berusaha ‘menjual’ gagasan agar
dibicarakan bersama namun lebih pada usaha menjelaskan kepada orang lain apa
yang dilakukannya. The controlling style of communication ini sering dipakai
untuk mempersuasi orang lain supaya bekerja dan bertindak secara efektif, dan
pada umumnya dalam bentuk kritik. Namun demkian, gaya komunikasi yang bersifat
mengendalikan ini, tidak jarang bernada negatif sehingga menyebabkan orang lain
memberi respons atau tanggapan yang negatif pula.
The equalitarian style
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya,
setiap anggota organnisasi The Equalitarian Style dapat mengungkapkan gagasan
ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana
yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan
pengertian bersama. Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan
kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan
berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang
bersifat dua arah (two-way
communication).Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi yang
bermakna kesamaan ini, adalah orang-orang yang memiliki sikap kepedulian yang
tinggi serta kemampuan membina hubungan yang baik dengan orang lain baik dalam
konteks pribadi maupun dalam lingkup hubungan kerja. The equalitarian style ini
akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif
dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil
keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks. Gaya komunikasi ini pula
yang menjamin berlangsungnya tindak berbagi informasi di antara para anggota
dalam suatu organisasi.
The Structuring Style
Gaya komunikasi
yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun
lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan
pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan (sender) lebih memberi
perhatian kepada keinginan untuk memengaruhi orang lain dengan jalan berbagi
informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang
berlaku dalam organisasi tersebut mereka bahwa pemrakarsa (initiator) struktur
yang efisien adalah orang-orang yang mampu merencanakan pesan-pesan verbal guna
lebih memantapkan tujuan organisasi, kerangka penugasan dan memberikan jawaban
atas pertanyaan-pertanyaan yang muncul.
The Dynamic style
Gaya komunikasi
yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau
sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan
(action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh
para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen
atau saleswomen).
The Relinguishing Style
Gaya komunikasi
ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan
orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan
(sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
1.
The Withdrawal
Style
Akibat yang
muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya
tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi
dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi
yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
PROSES KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI
Proses
Komunikasi:
Arus pesan yang
terjadi dalam suatu jaringan yang sifat hubungannya saling bergantung satu sama
lain (the flow of
messages within a network of interdependenrelationship). Pesan
dibuat dan di pertukarkan sebagai respon terhadap tujuan, kebijakan, dan tujuan
spesifik organisasi.
Proses
Komunikasi Dasar
Griffin (2003)
membahas komunikasi organisasi mengikuti teori management klasik, yang
menempatkan suatu bayaran pada daya produksi, presisi, dan efisiensi Adapun
prinsip-prinsip dari teori management klasikal adalah sebagai berikut:
- kesatuan komando- suatu karyawan hanya menerima pesan dari satu atasan
- rantai skalar- garis otoritas dari atasan ke bawahan, yang bergerak dari atas sampai ke bawah untuk organisasi; rantai ini, yang diakibatkan oleh prinsip kesatuan komando, harus digunakan sebagai suatu saluran untuk pengambilan keputusan dan komunikasi.
- divisi pekerjaan- manegement perlu arahan untuk mencapai suatu derajat tingkat spesialisasi yang dirancang untuk mencapai sasaran organisasi dengan suatu cara efisien.
- tanggung jawab dan otoritas- perhatian harus dibayarkan kepada hak untuk memberi order dan ke ketaatan seksama; suatu ketepatan keseimbangan antara tanggung jawab dan otoritas harus dicapai.
- disiplin- ketaatan, aplikasi, energi, perilaku, dan tanda rasa hormat yang keluar seturut kebiasaan dan aturan disetujui.
- mengebawahkan kepentingan individu dari kepentingan umum- melalui contoh peneguhan, persetujuan adil, dan pengawasan terus-menerus.
Griffin
menyadur tiga pendekatan untuk membahas komunikasi organisasi. Ketiga
pendekatan itu adalah sebagai berikut:
Pendekatan sistem.
Karl Weick (pelopor pendekatan sistem informasi) menganggap
struktur hirarkhi, garis rantai komando komunikasi, prosedur operasi standar
merupakan mungsuh dari inovasi. Ia melihat organisasi sebagai kehidupan organis
yang harus terus menerus beradaptasi kepada suatu perubahan lingkungan dalam
orde untuk mempertahankan hidup. Pengorganisasian merupakan proses
memahami informasi yang samar-samar melalui pembuatan, pemilihan, dan
penyimpanan informasi. Weick meyakini organisasi akan bertahan dan tumbuh subur
hanya ketika anggota-anggotanya mengikutsertakan banyak kebebasan
(free-flowing) dan komunikasi interaktif. Untuk itu, ketika dihadapkan pada
situasi yang mengacaukan, manajer harus bertumpu pada komunikasi dari pada
aturan-aturan.
- Weick memandang pengorganisasian sebagai proses evolusioner yang bersandar pada sebuah rangkaian tiga proses: penentuan (enachment), seleksi (selection), penyimpanan (retention)
- Penentuan adalah pendefinisian situasi, atau mengumpulkan informasi yang tidak jelas dari luar. Ini merupakan perhatian pada rangsangan dan pengakuan bahwa ada ketidakjelasan. Seleksi, proses ini memungkinkan kelompok untuk menerima aspek-aspek tertentu dan menolak aspek-aspek lainnya dari informasi. Ini mempersempit bidang, dengan menghilangkan alternatif-alternatif yang tidak ingin dihadapi oleh organisasi. Proses ini akan menghilangkan lebih banyak ketidakjelasan dari informasi awal. Penyimpanan yaitu proses menyimpan aspek-aspek tertentu yang akan digunakan pada masa mendatang. Informasi yang dipertahankan diintegrasikan ke dalam kumpulan informasi yang sudah ada yang menjadi dasar bagi beroperasinya organisasinya.
- Siklus perilaku adalah kumpulan-kumpulan perilaku yang saling bersambungan yang memungkinkan kelompok untuk mencapai pemahaman tentang pengertian-pengertian apa yang harus dimasukkan dan apa yang ditolak. Di dalam siklus perilaku, tindakan-tindakan anggota dikendalikan oleh aturan-aturan berkumpul yang memandu pilihan-pilihan rutinitas yang digunakan untuk menyelesaikan proses yang tengah dilaksanakan (penentuan, seleksi, atau penyimpanan).
Pendekatan
budaya.
Asumsi interaksi simbolik mengatakan bahwa manusia
bertindak tentang sesuatu berdasarkan pada pemaknaan yang mereka miliki tentang
sesuatu itu. Mendapat dorongan besar dari antropolog Clifford Geertz, ahli teori dan
ethnografi, peneliti budaya yang melihat makna bersama yang unik adalah
ditentukan organisasi. Organisasi dipandang sebagai budaya. Suatu organisasi
merupakan sebuah cara hidup (way of live) bagi para anggotanya, membentuk sebuah realita bersama yang membedakannya
dari budaya-budaya lainnya.
Pacanowsky dan para teoris interpretatif lainnya menganggap
bahwa budaya bukan sesuatu yang dipunyai oleh sebuah organisasi, tetapi budaya
adalah sesuatu suatu organisasi. budaya organisasi dihasilkan melalui interaksi
dari anggota-anggotanya. Tindakan-tindakan yang berorientasi tugas tidak hanya
mencapai sasaran-sasaran jangka pendek tetapi juga menciptakan atau memperkuat
cara-cara yang lain selain perilaku tugas ”resmi” dari para karyawan, karena
aktivitas-aktivitas sehari-hari yang paling membumi juga memberi kontribusi
bagi budaya tersebut.
Pendekatan ini
mengkaji cara individu-individu menggunakan cerita-cerita, ritual,
simbol-simbol, dan tipe-tipe aktivitas lainnya untuk memproduksi dan
mereproduksi seperangkat pemahaman.
Pendekatan kritik.
Stan Deetz, salah seorang penganut pendekatan ini, menganggap
bahwa kepentingan-kepentingan perusahaan sudah mendominasi hampir semua aspek
lainnya dalam masyarakat, dan kehidupan kita banyak ditentukan oleh
keputusan-keputusan yang dibuat atas kepentingan pengaturan
organisasi-organisasi perusahaan, atau manajerialisme. Bahasa adalah medium
utama dimana realitas sosial diproduksi dan direproduksi.
Peranan dalam
jaringan kerja komunikasi
1. Anggota Klik / Group
Kelompok individu
yang seringkali melakukan kontak dengan anggota yang lain.Syarat keanggotaan
klik : individu-individu harus mampu melakukan kontak satu sama lain, bahkan
dengan cara tidak langsung. Klik juga terdiri dari individu yang keadaan
skelilingnya memungkinkan kontak antar individu, yang satu sama lain saling
menyukai dan merasa puas dengan kontak tersebut.
2. Penyendiri / Isolates
Adalah mereka
yang hanya melakukan sedikit atau sama sekali tidak mengadakan kontak dengan
anggota kelompok yang lain. Beberapa anggota organisasi menjadi penyendiri bila
berurusan dengan kehidupan pribadi pegawainya.
- Karakteristik penyendiri / Isolates :
- Lebih berorientasi diri sendiri, kurang motivasi dan upaya untuk maju serta rendahnya keinginan untuk berinteraksi.
- Kurang pengalaman dalam sistem, rata-rata lebih muda, dan tidak memiliki power dalam organisasi.
- Lebih banyak menyimpan informasi daripada mengalirkannya.
- Menganggap komunikasi sebagai sistem tertutup dan tidak nyaman berada dalam sistem.
- Tidak banyak tahu anggota grup dibanding lainnya dan cenderung menyimpan informasi yang relevan untuk kepentingan grupnya sendiri
3. Jembatan
/ Bridge
Adalah seorang
anggota klik yang memiliki sejumlah kontak yang menonjol dalam hubungan antara
kelompok, juga menjalin kontak dengan anggota klik lain. Sebuah jembatan
berlaku sebagai pengontak langsung antara dua kelompok pegawai dalam
organisasi. Sebuah jembatan juga rentan terhadap semua kondisi yang menyebabkan
kehilangan, kerusakan dan penyimpangan informasi.
4. Penghubung / Liaisons
Adalah orang
yang menghubungkan dua klik atau lebih, tetapi dia bukan anggota salah satu
kelompok yang dihubungkan tersebut. Penghubung memegang peranan penting bagi
berfungsinya oranisasi secara efektif.Penghubung dapat melancarkan maupun
menghambat aliran informasi.
Karakteristik Liaisons :
- Memiliki kedudukan tinggi dan penting terhadap organisasi, berpengaruh banyak, berintegrasi dan berkoordinasi dengan berbagai grup untuk memperbaiki posisinya.
- Berinteraksi cukup lama dengan organisasi, tahu sistem dan lebih terbuka dibanding isolates.
- Dianggap penting dan memiliki kemampuan karena peranan interaksinya
5. Penjaga
Gawang / Gatekeeper
Adalah orang
yang secara strategis ditempatkan dalam jaringan agar dapat melakukan
pengendalian atas pesan yang disebarkan melalui sistem tersebut. Kegiatan
penjaga gawang: mengaitkan-menyimpan-merentangkan-mengendalikan.
6. Pemimpin Pendapat / Opinion Leader
Adalah orang
tanpa jabatan formal dalam semua sistem sosial, yang membimbing pendapat dan mempengaruhi
orang-orang dalam keputusan mereka. Kalangan ini sangat dipercayai orang lain
untuk mengetahui apa yang sebenarnya terjadi.
7. Kosmopolit
Menghubungkan
anggota organisasi dengan orang-orang dan peristiwa di luar batas-batas
struktur organisasi. Anggota organisasi yang banyak bepergian, aktif di
asosiasi internasional maupun aktif membaca jurnal terbitan regional, nasional
dan internasional.
Komunikasi Ke Bawah
Informasi
mengalir dari jabatan berotoritas tinggi ke otoritas lebih rendah. Informasi
dari atasan ke bawahan :
ü
Informasi tentang bagaimana melakukan pekerjaan.
ü
Informasi tentang dasar pemikiran untuk melakukan pekerjaan.
ü
Informasi tentang kebijakan dan praktik organisasi.
ü
Informasi tentang kinerja pegawai.
ü
Informasi untuk mengembangkan rasa memiliki tugas (sense of mission)
Komunikasi ke Atas
Adalah
komunikasi yang mengalir dari tingkat yg lebih rendah (bawahan) ke tingkat yang
lebih tinggi (penyelia), biasanya berbentuk pertanyaan, feedback, saran /
usulan.
Pentingnya
komunikasi ke atas :
- Memberi informasi berharga untuk pembuatan keputusan.
- Memberitahu penyelia kapan bawahan siap menerima informasi.
- Mendorong keluh kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang mengganggu mereka.
- Menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada organisasi dengan memberi kesempatan kepada pegawai untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan.
- Mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah bawahannya memahami apa yang diharapkan dari aliran informasi ke bawah.
- Membantu pegawai mengatasi masalah pekerjaan mereka
Yang harus
dikomunikasikan ke atas :
ü
Memberitahu apa yang dilakukan bawahan (pekerjaan, prestasi, kemajuan, rencana
di masa datang).
ü
Menjelaskan persoalan kerja yang belum terpecahkan oleh bawahan.
ü Memberi
saran atau gagasan untuk perbaikan dalam unit-unit mereka.
ü
Mengungkapkan pikiran dan perasaan bawahan tentang pekerjaan, rekan kerja dan
organisasi mereka.
PROSES KOMUNIKASI INTERNAL
Pertukaran
gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam
struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan
vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan dapat berjalan. Empat Dimensi
Komunikasi organisasi
1) Downward communication Yaitu komunikasi yang berlangsung ketika orang-orang yang berada pada
tataran manajemen mengirimkan pesan kepada bawahannya. Fungsi arus komunikasi
dari atas ke bawah ini adalah:
a)
Pemberian atau penyimpanan instruksi kerja (job instruction)
b)
Penjelasan dari pimpinan tentang mengapa suatu tugas perlu untuk dilaksanakan
(job retionnale)
c)
Penyampaian informasi mengenai peraturan-peraturan yang berlaku (procedures and
practices)
d)
Pemberian motivasi kepada karyawan untuk bekerja lebih baik.
Ada 4 metode
dalam penyampaian informasi kepada para pegawai menurut Level (1972):
a)
Metode tulisan
b)
Metode lisan
c)
Metode tulisan diikuti lisan
d)
Metode lisan diikuti tulisan
2) Upward communication Yaitu komunikasi yang terjadi ketika bawahan (subordinate) mengirim
pesan kepada atasannya. Fungsi arus komunikasi dari bawah ke atas ini adalah:
a)
Penyampaian informai tentang pekerjaan pekerjaan ataupun tugas yang sudah
dilaksanakan
b)
Penyampaian informasi tentang persoalan-persoalan pekerjaan ataupun tugas yang
tidak dapat diselesaikan oleh bawahan
c)
Penyampaian saran-saran perbaikan dari bawahan
d)
Penyampaian keluhan dari bawahan tentang dirinya sendiri maupun
pekerjaannya.
Komunikasi ke
atas menjadi terlalu rumit dan menyita waktu dan mungkin hanya segelintir kecil
manajer organisasi yang mengetahui bagaimana cara memperoleh informasi dari
bawah. Sharma (1979) mengemukakan 4 alasan mengapa komunikasi ke atas terlihat
amat sulit:
a)
Kecenderungan bagi pegawai untuk menyembunyikan pikiran mereka
b)
Perasaan bahwa atasan mereka tidak tertarik kepada masalah yang dialami
pegawai
c)
Kurangnya penghargaan bagi komunikasi ke atas yang dilakukan pegawai
d)
Perasaan bahwa atasan tidak dapat dihubungi dan tidak tanggap pada apa yang
disampaikan pegawai
3) Horizontal communication Yaitu komunikasi yang berlangsung di antara para karyawan ataupun
bagian yang memiliki kedudukan yang setara. Fungsi arus komunikasi horisontal
ini adalah:
a)
Memperbaiki koordinasi tugas
b)
Upaya pemecahan masalah
c)
Saling berbagi informasi
d)
Upaya pemecahan konflik
e)
Membina hubungan melalui kegiatan bersama
4) Interline communication Yaitu tindak komunikasi untuk berbagi informasi melewati batas-batas
fungsional. Spesialis staf biasanya paling aktif dalam komunikasi
lintas-saluran ini karena biasanya tanggung jawab mereka berhubungan dengan
jabatan fungsional. Karena terdapat banyak komunikasi lintas-saluran yang
dilakukan spesialis staf dan orang-orang lainnya yang perlu berhubungan dalam
rantai-rantai perintah lain, diperlukan kebijakan organisasi untuk membimbing
komunikasi lintas-saluran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar